LAPORAN
PENELITIAN
PENGARUH
MEDIA TUMBUH
TERHADAP
PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU
DISUSUN
OLEH:
XII
SEKOLAH
MENENGAH ATAS PLUS AR-RAHMAT BOJONEGORO
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah laporan
metode ilmiah yang berjudul “Pengaruh media tumbuh terhadap perkecambahan
kacang hijau”
Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak
mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan
baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru sebagai
pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan
dorongan dan motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan
karya ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu
penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di
harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna.
Bojonegoro, 6 Agustus 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. LATAR
BELAKANG
Setiap mahluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan, baik
itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Dalam kesempatan ini, kami ingin melakukan
pengamatan terhadap perkecambahan kacang hijau. Observasi yang biasanya
dilakukan dengan menggunakan kapas sebagai media tumbuhan, kami ganti
menggunakan media tumbuh yang berbeda.
Oleh karena itu, kami akan mengamati perkecambahan kacang hijau
ini dengan media lain yang sekiranya masih bisa digunakan sebagai media tumbuh.
kami ingin melihat apakah ada perbedaan ketika kita mengganti medianya. Hal
tersebutlah yang melatarbelakangi observasi kami.
I.II. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh media tumbuh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?
2. Apakah perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau
yang diletakkan dilingkungan yang berbeda media tumbuhnya?
I.III. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh media tumbuh terhadap petumbuhan dan
perkembangan kacang hijau.
2. Mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kacang
hijau yang diletakkan dilingkungan yang berbeda media tumbuhnya.
BAB II
ISI
II.I. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang
Hijau
Pertumbuhan adalah pertumbuhan ukuran (massa, panjang) secara
kuantitatif yang dihasilkan dari pertumbuhan jumlah sel dan bersifat
irreversibel (tidak dapat kembali). Perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan secara kuantitatif terhadap pengembangan tubuh organisme. Secara
umum pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot
yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan
zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami
diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah
sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Adapun pengertian pertumbuhan menurut para ahli Rustam Adrian,
2004. Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan perubahan biologis yang terjadi
pada makhluk hidup. Menurut Istamar Syamsuri (2004 : 2) mengemukakan bahwa
pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan jumlah sel suatu organisme dan
bersifat tidak dapat kembali. Pertumbuhan pada suatu makhluk hidup atau
organisme dapat diartikan sebagai proses pertambahan biomassa atau ukuran
(berat, volume, atau jumlah) yang sifatnya tetap dan irreversible (tidak dapat
balik ke kondisi semula ). Jadi, pertumbuhan merupakan suatu konsep kuantitatif
yang berkaitan dengan pertambahan massa suatu organisme. (Sri Pujiayanto, 2008
: 3).
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji dimulai
dengan perkecambahan yaitu munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji).
Pada umumnya tanaman polongan dapat mempunyai endoperma. Cadangan makanan
disimpan dalam kotiledon (daun embrio), yang terlindungi di dalam biji pada
saatberkecambah plumula (ujung embrio atau calon kecambah) diselubungi oleh
kotiledon, sedangkan calon akar (radikula) diselubungi oleh koleoriza. Bagian
batang pada kecambah di atas kotiledon disebut epikotil dan bagian batang
kecambah di bawah kotiledon disebut hipokotil. Dalam proses perkecambahan
melibatkan proses fisiknya yaitu : terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi)
akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Proses kimianya yaitu
dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah.
Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon
giberelin (GA) hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar
endosperma) untuk mensistesis dan mengeluarkan enzim-enzim bekerja
enghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosfilem.
Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air misalnya enzim
amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan
zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan
embrio menjadi bibit tanaman.
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang
dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan
(Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai
sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. (anonim, Wikipedia;2008)
2. Macam-macam pertumbuhan tanaman
a. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer menyebabkan tanaman bertambah tinggi atau
panjang dan hal itu terjadi pada semua tanaman. Biji mengalami pertumbuhan
primer untuk membentuk tanaman herbaseus (tidak berkayu). Pertumbuhan primer
terjadi pada embrio, ujung akar dan daun batang. Zigot sebagai hasil pembuahan
sel telur oleh sel kelamin jantan akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio dan
kumpulan sel yang membentuk embrio ialah yang disebut jaringan embrional/
jaringan meristem, setiap embrio memiliki 3 bagian penting, yang dapat dilihat
jelas ketika biji mulai berkecambah, ketiga bagian embrio tersebut adalah :
1. Tunas embrionik yaitu calon batang dan daun yang nantinya tumbuh
menjadi bunga dan buah.
2. Akar embrionik yang calon akar.
3. Kotiledon / keping cadangan makanan yang cukup untuk pertumbuhan
dan perkembangan embrio hingga berbentuk daun.
b. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan. Pada tumbuhan, selain pertumbuhan primer dikenal pula pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan tahap kedua setelah pertumbuhan primer. Pertumbuhan ini disebabkan oleh aktivitas kambium yang bersifat meristematis. Jaringan kambium selalu aktif membelah dan dapat berdeferensiasi membentuk jaringan lain, misalnya xylem dan floem. Aktivitas kambium menghasilkan jaringan baru yang menyebabkan akar dan batang tumbuh membesar. Oleh karena itu, kambium memegang peranan dalam proses pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terdapat pada tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji keping dua terbuka (dikotil). Pada tumbuhan berbiji keping satu (monokotil) tidak dijumpai kambium
Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan. Pada tumbuhan, selain pertumbuhan primer dikenal pula pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan tahap kedua setelah pertumbuhan primer. Pertumbuhan ini disebabkan oleh aktivitas kambium yang bersifat meristematis. Jaringan kambium selalu aktif membelah dan dapat berdeferensiasi membentuk jaringan lain, misalnya xylem dan floem. Aktivitas kambium menghasilkan jaringan baru yang menyebabkan akar dan batang tumbuh membesar. Oleh karena itu, kambium memegang peranan dalam proses pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terdapat pada tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji keping dua terbuka (dikotil). Pada tumbuhan berbiji keping satu (monokotil) tidak dijumpai kambium
II.II.
PROSEDUR PENELITIAN
Tempat :
Di lingkungan asrama ponpes Ar-rahmat Bojonegoro
Waktu :
31 Juli - 6 Agustus 2016
Variabel :
- Variabel bebas : Media tumbuh tanaman
- Variabel kontrol : Biji kacang hijau, perlakuan, intensitas cahaya
- Variabel terikat : Pertumbuhan kecambah
Alat dan bahan :
- Kapas
- Kain
- Tisu
- Kerikil
- Air
- 4 gelas plastik
- 12 biji kacang hijau
- Benang dan penggaris
Cara kerja :
- Pilih 12 biji kacang hijau yang bagus, berisi, tidak kusut, dan tenggelam jika dimasukkan ke dalam air.
- Masukkan kapas, kain, tisu, batu kerikil ke setiap gelas plastik dan tuangkan air hingga keempat media tersebut tenggelam.
- Masukkan masing-masing 3 biji kacang hijau ke dalam gelas.
- Amati proses perkecambahan dan kecepatan pertumbuhan kecambah pada keempat gelas selama 7 hari (hari dimulainya percobaan dihitung hari ke-1)
- Jaga media agar selalu basah. Jika kekeringan, tambahkan air.
- Catat kapan biji mulai berkecambah, bandingkan panjang rata-rata kecambah, dan hitung jumlah kecambah yang hidup setelah 7 hari.
Keterangan :
Cara mengukur panjang kecambah: ukur panjang kecambah dengan
benang, kemudian letakkan benang tersebut pada penggaris dan ukur panjangnya.
II.III.
HASIL PENGAMATAN
Hari ke-
|
Pertumbuhan (cm)
|
|||
Kapas
|
Tisu
|
Kain
|
Kerikil
|
|
1 |
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
16,9
|
16,1
|
15,2
|
3,2
|
7
|
24,6
|
23,2
|
22,1
|
4,8
|
Hari pertama ketika biji baru ditanam |
Media tisu hari ke-4 |
Media kain hari ke-4 |
Media kapas hari ke-4 |
Media kerikil hari ke-4 |
Kecambah pada hari ke-7 |
II.IV.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, kacang hijau yang ditanam di media
kerikil tumbuh dengan sangat lambat, sementara kacang hijau yang ditanam di
media lain yaitu kapas, tisu, dan kain tumbuh dengan normal. Kami berhipotesis
bahwa volume air yang terlalu berlebihan dalam media batu menyebabkan enzim
yang seharusnya bekerja namun malah terhambat. Imbibisi merupakan proses
pertama dimana kecambah menyerap air untuk mengaktifkan enzim pertumbuhan,
namun yang terjadi ketika volume air terlalu banyak ialah plasmolisis. Sehingga
enzim tidak aktif, namun justru terhambat.
Media tumbuh kapas, kain dan tisu meupakan media yang memiliki
daya serap air yang baik, sehingga dapat menyimpan air yang digunakan dalam
proses imbibisi. Jadi meskipun medianya berbeda, namun memiliki sifat yang
sama, yakni bisa menyerap air, perkecambahan masih bisa terjadi, karena media
mampu menyediakan air bagi biji untuk imbibisi.
BAB III
PENUTUP
III.I.
KESIMPULAN
Media berguna sebagai tempat penyedia air bagi perkecambahan. Jika
tidak ada air maka proses perkecambahan tidak akan terjadi, karena
perkecambahan dimulai ketika dormansi biji berakhir, dan hal itu karena
tumbuhan menyerap air sehingga mengaktifkan enzim enzim yang inaktif
(imbibisi), sehingga beda media mengakibatkan perbedaan laju perkecambahan. Pada kasus lain disaat kami mencobanya di media batu kerikil dengan volume air yang lebih
banyak mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan biji.
III.II.
SARAN
Gunakanlah media yang bisa
menyerap air dengan baik, sehingga bisa menyediakan air dengan baik untuk
pertumbuhan kecambah.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas. 2013. BIOLOGI untuk SMA/MA
Kelas XII Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Fathiyah, Nurul. (2015, 31 Maret). Laporan
Penelitian Kacang Hijau. Diperoleh 6 Agustus 2016, dari
https://bidannurulfathiyah.wordpress.com/2015/03/31/laporan-penelitian-kacang-hijau/